Pengetahuan dan
Pemahaman tentang Gereja Wesleyan Indonesia
A.
Pendahuluan

John
Wesley lahir ketika kondisi sosial dan moral masyarakat Inggris merosot seperti
kebiasaan minum-minuman keras, kesucian pernikahan tidak diindahkan, judi dan
kekerasan merajalela. Korupsi
dan kehidupan politik yang tidak ramah.Negeri itu dkuasai oleh orang-orang
kaya. Sementara mayoritas penduduknya miskin dan tak berpendidikan yang
memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang
sangat buruk. Anak-anak usia sekolah
justru menjadi tenaga kerja paksa.
Kehidupan
rohani jemaat dan para pendeta sangat memprihatinkan. Hanya sedikit sekali
orang yang tahu apa artinya menjadi orang kristen. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa
dibaptis dan menjadi anggota perjamuan cukup untuk disebut sebagai orang
Kristen. Para pendeta bekerja untuk bisa
mendapatkan gaji dan bukan karena panggilan. Mereka tidak
sungguh-sungguh melayani jemaat Tuhan.
Pendeta-pendeta yang memiliki kehidupan rohani yang baik justru
dikeluarkan dari gereja. Mereka disebut
penyesat dan akan dianggap sebagai orang-orang yang terbuang dari gereja.
Peristiwa-peristiwa
penting dalam hidup John Wesley
1.
John
Wesley dididik oleh ibunya, Sussanah Annesley yang disiplin dan penuh cinta
kasih. Ibunya mau segala sesuatu
dilakukan sesuai waktu dan jadwalnya; tidak boleh ada aturan yang tidak diikuti
kecuali sedang sakit. Ibunya mengajar anak-anaknya menulis dan membaca dan
meluangkan waktu bagi anak-anaknya untuk membimbing mereka bertumbuh dalam
Tuhan.
2.
John
Wesley selamat dari kebakaran, ketika rumah pastori terbakar pada tahun 1709. Peristiwa
ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap John Wesley. Bagi John Wesley, api yang menyala-nyala itu
seperti api neraka dan dia merasa takut pada kematian. Di kemudian hari ia menyebut dirinya sendiri
“punting yang telah ditarik dari api” (Zakharia 3:2)
3.
John
Wesley bergabung dengan persekutuan yang disindir oleh orang lain sebagai
Persekutuan Suci (Holy Club, Methodis) 1730. Tujuan utama persekutuan ini
adalah untuk menangani soal-soal pendidikan, tetapi kemudian John merubahnya
menjadi sebuah persekutuan yang bertujuan mengembangkan hidup kerohanian
anggotanya. Mereka menjadikan persekutuan itu sebagai tempat “mengajarkan
kesucian hati” dengan bersekutu dan menyembah Allah, membaca dan merenungkan
Firman Allah. Selain itu, mereka keluar untuk menolong orang-orang yang hidup
serba kekurangan dengan mengunjungi orang yang dipenjara, menolong orang-orang
miskin dan orang-orang sakit.
4.
Tanggal
10 Desember-5 Pebruari 1735, ia melakukan perjalanan misi ke Amerika. Di laut
Atlantic, kapal yang ia tumpangi diterpa badai dan terdapat 26 orang Moravia
dari Jerman yang tetap memuji Tuhan. John Wesley terkesan terhadap spiritualitas bangsa
Moravia ini.
5.
Kesaksiannya
di Aldersgate 24 Mei 1738. Pagi hari jam 5 pagi, ia menjumpai sebuah ayat yang
bunyinya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Kemudian dia pergi ke gereja. Salah satu bagian lagu yang dinyanyikan di
gereja berkata, “Bersama Tuhan selalu kasih sayang dan berlimpah anugerah
penebusan-Nya.” Pada malam harinya ia
pergi mengikuti pertemuan doa di Aldersgate.
Ada seseorang membaca dari Surat Roma.
Pada jam 8.45 malam tatkala orang itu menguraikan perubahan yang
dikerjakan Allah dalam hati dan hidup seseorang melalui iman, Wesley berkata,
“Hati saya seakan terbakar. Saya
benar-benar merasakan bahwa saya sungguh-sungguh mempercayakan seluruh hidup
saya pada Kristus untuk keselamatan jiwa saya, dan telah menyelamatkan saya
dari hukum dosa dan kematian.” Saat itu
Wesley bertobat dan ia mendoakan musuh-musuhnya dan memberikan kesaksian atas
apa yang telah Allah lakukan baginya. Mulai pada tahun 1738 dan seterusnya,
Wesley terus memberitakan Yesus Kristus dan menjadikanNya sebagai pusat
pemberitaannya. Ia memberitakan berita pertobatan dan iman. Ia mengkhotbahkan
kesempurnaan Kristen. Hasilnya adalah seperti nyala api yang terus merambat.
Sehari
sebelum ia meninggal, ia berkata,”Yang terbaik dari semuanya ini adalah Allah
beserta kita.” Dan pada tanggal 2 Maret 1791 ia meninggal. John Wesley
meninggalkan 200 pengkhotbah, 50.000 anggota di Britania Raya dan 15.000
anggota di Amerika.
B.
Gereja Wesleyan hadir di Indonesia

Pembukaan
Gereja Wesleyan Indonesia diprakarsai oleh Gereja Wesleyan Philipina. Mantan
Ketua Umum Gereja Wesleyan Philipines, Dr. Saturnino Garcia, mengatakan :
" Setelah beberapa tahun Gereja Wesleyan Philipina mempunyai beban untuk
memberitakan Injil ke Negara tetangga Asia, maka dalam pertemuan pengerja, visi
itu mulai terwujud disaat seorang Pendeta, Pdt. Daniel Maskito Pantangan (5
Januari 1934) dan Istri, Adelina M Pantangan (16 September 1933), datang di Altar berdoa dengan beban untuk
pergi ke Indonesia... ( Mindanao, 1968 ); walaupun dirasakan waktu itu, bahwa
untuk mengirim seorang misionaris adalah tantangan yang sangat luar biasa beratnya bagi Gereja Wesleyan Philippines.

Pada
tanggal 13 September 1975, Yayasan Gereja Wesleyan Indonesia mendaftarkan
berdirinya Gereja Wesleyan Indonesia kepada Departemen Agama R.I. Jakarta dan
oleh Dirjen Bimas Kristen mengeluarkan surat No E/Ket/292/1101/75 tanggal 13
September 1975. Selanjutnya, Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat ( Kristen )
Protestan Departemen Agama RI Nomor.62 tahun 1987 menetapkan bahwa Gereja
Wesleyan Indonesia yang berkedudukan/berpusat di Magelang, Rt 02 Rw 04
Mungkidan Danurejo, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, terdaftar sebagai Lembaga
Keagamaan Kristen Protestan yang bersifat gereja.
Dalam
rangka hubungan ke luar negri, Gereja Wesleyan Indonesia membangun kerjasama
dengan Gereja Wesleyan Amerika Utara dan dalam negri, Gereja Wesleyan Indonesia telah menjadi
anggota PII ( Persekutuan Injili Indonesia yang selanjutnya menjadi PGLII)
dengan nomor induk 28/PII/Grj/1995.
Sesuai
dengan data statistic tahun 2013, Gereja Wesleyan Indonesia memiliki 5 wilayah
yaitu: Sumatra, Jawa, Alor, NTT I dan NTT 2 dan dua sekolah Teologi yaitu STT
Magelang dan STTAW Kupang.
C.
Sekilas
tentang Visi dan Misi dan asas-asas kepercayaan Gereja Wesleyan Indonesia
Buku
Disiplin Gereja Wesleyan Indonesia alinea 100 menyatakan bahwa:
“Gereja Wesleyan dilahirkan dari suatu kebangunan rohani. Salah satu maksud dari kebangunan rohani itu
adalah agar doktrin kesucian dapat disebarkan ke seluruh dunia. Kebenaran yang
diberitakan melalui kebangunan rohani pada zaman Wesley adalah pernyataan bahwa
Allah melalui Yesus Kristus dapat mengampuni dosa semua manusia, membaharui
hidup manusia, membebaskan manusia dari
dosa warisan, memberikan kepada manusia kuasa untuk hidup suci, dan memberi
kesaksian dalam hati manusia bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Berita itu berdasarkan Firman Allah,
dibuktikan oleh orang yang hidup dalam kesucian, dan dengan kuasa Roh
Kudus. Berita itu sangat menarik dan
berkuasa, serta diberitakan dari hati ke hati dan dari negara ke negara. Dengan demikian berbagai organisasi bertumbuh
dan berkembang dengan memiliki tujuan yang pasti.”
Selain
itu, seuai dengan Buku Disiplin Gereja Wesleyan Indonesia alinea 105 menyatakan
bahwa Gereja Wesleyan Indonesia percaya bahwa untuk mengkotbahkan kesucian itu
ke seluruh dunia, setiap gereja Kristus harus bekerja sama dalam hal berikut
ini:
1)
Memberikan kesaksian tentang keselamatan
yang sempurna agar seluruh dunia bertobat dan agar Gereja-Nya dapat melayani
semua orang walau apa pun keadaan mereka.
2)
Mempersatukan orang-orang percaya ke
dalam kelompok gereja setempat dan menempatkan di situ pendeta yang dipenuhi
dengan Roh Kudus.
3)
Membangun di dalam diri orang-orang
percaya suatu teladan untuk berbakti dan agar mereka bergabung bersama
orang-orang Kristen lainnya.
4)
Mengajar orang yang baru percaya agar
dapat menjadi saksi bagi orang lain.
5)
Menuntun orang-orang percaya agar dapat
mengalami kesucian penuh dan menjalani kehidupan yang suci.
6) Mengatur
pendidikan seumur hidup bagi orang yang ingin menjadi dewasa di dalam Kristus
agar dapat menjadi seperti Dia.
7) Menolong
orang percaya agar dapat menjaga apa yang telah diterima dari Allah, seperti
waktu, berbagai karunia, kesempatan, dan kebahagiaan.
8) Mempersiapkan
setiap orang percaya untuk melayani Allah dan sesama manusia dengan seluruh
kemampuan yang telah diperolehnya dari Allah.
Selain
Pengakuan Iman Rasuli, Disiplin Gereja Wesleyan Indonesia alinea 223 memuat ringkasan
asas-asas Kepercayaan Gereja Wesleyan Indonesia yaitu:
Kami percaya kepada Allah Bapa, Putra
dan Roh Kudus.
Kami percaya bahwa Tuhan Yesus menderita
di kayu salib, mati dan bangkit kembali, dan sekarang duduk di sebelah kanan
Bapa sampai Ia datang untuk menghakimi semua orang pada akhir zaman.
Kami percaya pada Alkitab sebagai
firman Allah yang diilahamkan tanpa salah.
Kami percaya bahwa oleh anugerah Tuhan
setiap manusia mempunyai kemampuan dan tanggung jawab untuk memilih antara yang
baik dan yang buruk, dan bahwa mereka yang
berpaling dari segala dosanya dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus
dibenarkan oleh iman.
Kami percaya bahwa Tuhan tidak
hanya memperhitungkan kebenaran kepada orang
percaya, tetapi Ia juga membuat
orang percaya menjadi benar dengan membebaskannya
dari kuasa dosa pada waktu
kelahiran baru serta menyucikan hatinya oleh iman dan
menyempurnakannya dalam kasih melalui pengudusan yang
menyeluruh, dan dengan
menyediakan pertumbuhan dalam kasih karunia pada setiap
tingkat kehidupan rohaninya
melalui kehadiran dan kekuasaan
Roh Kudus."
D.
Penutup
Pemaparan
tentang Gereja Wesleyan Indonesia di atas diharapkan akan menambah pemahaman
bapak dan ibu tentang sebuah denominasi; dan selanjutnya akan meningkatkan rasa
saling menghargai dalam perbedaan warna teologi, sehingga sebuah kerjasama
antar gereja dapat dibangun. Dengan demikian, kita akan menjadi“Terang di tengah
Kegelapan” dan “Garam yang mengasinkan”.
***
SALAM Dari kami GEREJA WESLEYAN INDONESIA JEMAAT ELSHADAY MOLA.
BalasHapusALOR_NTT
LAHATALA HOMI KANG OW
Hapus