Senin, 14 September 2015

Pengetahuan dan Pemahaman tentang Gereja Wesleyan Indonesia


A.    Pendahuluan
John Wesley lahir 17 Juni 1703 di Epworth 130 mil utara London, Inggris. John Wesley adalah anak yang ke-15 dari 19 bersaudara dari keluarga pendeta Samuel Wesley dan Sussanah Annesley yang melayani di gereja Anglikan. Adik John Wesley yaitu Charles Wesley adalah seorang musikus gereja dan lagu yang terkenal yang ia arransement adalah lagu “Hark, the Herald Angels Song. Lagu Kemenangan Iman no 43 diterjemahkan menjadi “Dengarlah Malaikat Nyanyi”, Dengarlah malak menyanyi mulia bagi Raja. Dibri slamat atas bumi, Anak Allah lahirlah. Skalian bangsa baik bersuka, ikut nyanyian di Surga, Yesus Anak Arrahim, jadi-Nya di Baitlahim, Dengarlah malak nyanyi, mulia bagi Almasih.
John Wesley lahir ketika kondisi sosial dan moral masyarakat Inggris merosot seperti kebiasaan minum-minuman keras, kesucian pernikahan tidak diindahkan, judi dan kekerasan merajalela. Korupsi dan kehidupan politik yang tidak ramah.Negeri itu dkuasai oleh orang-orang kaya. Sementara mayoritas penduduknya miskin dan tak berpendidikan yang memadai.  Sistem pelayanan kesehatan yang sangat buruk.  Anak-anak usia sekolah justru menjadi tenaga kerja paksa.
Kehidupan rohani jemaat dan para pendeta sangat memprihatinkan. Hanya sedikit sekali orang yang tahu apa artinya menjadi orang kristen.  Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa dibaptis dan menjadi anggota perjamuan cukup untuk disebut sebagai orang Kristen.  Para pendeta bekerja untuk bisa mendapatkan gaji dan bukan karena panggilan. Mereka tidak sungguh-sungguh melayani jemaat Tuhan.  Pendeta-pendeta yang memiliki kehidupan rohani yang baik justru dikeluarkan dari gereja.  Mereka disebut penyesat dan akan dianggap sebagai orang-orang yang terbuang dari gereja. 
Peristiwa-peristiwa penting dalam hidup John Wesley
1.      John Wesley dididik oleh ibunya, Sussanah Annesley yang disiplin dan penuh cinta kasih.  Ibunya mau segala sesuatu dilakukan sesuai waktu dan jadwalnya; tidak boleh ada aturan yang tidak diikuti kecuali sedang sakit.  Ibunya  mengajar anak-anaknya menulis dan membaca dan meluangkan waktu bagi anak-anaknya untuk membimbing mereka bertumbuh dalam Tuhan. 
2.      John Wesley selamat dari kebakaran, ketika rumah pastori terbakar pada tahun 1709. Peristiwa ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap John Wesley.  Bagi John Wesley, api yang menyala-nyala itu seperti api neraka dan dia merasa takut pada kematian.  Di kemudian hari ia menyebut dirinya sendiri “punting yang telah ditarik dari api” (Zakharia 3:2)
3.      John Wesley bergabung dengan persekutuan yang disindir oleh orang lain sebagai Persekutuan Suci (Holy Club, Methodis) 1730. Tujuan utama persekutuan ini adalah untuk menangani soal-soal pendidikan, tetapi kemudian John merubahnya menjadi sebuah persekutuan yang bertujuan mengembangkan hidup kerohanian anggotanya. Mereka menjadikan persekutuan itu sebagai tempat “mengajarkan kesucian hati” dengan bersekutu dan menyembah Allah, membaca dan merenungkan Firman Allah. Selain itu, mereka keluar untuk menolong orang-orang yang hidup serba kekurangan dengan mengunjungi orang yang dipenjara, menolong orang-orang miskin dan orang-orang sakit. 
4.      Tanggal 10 Desember-5 Pebruari 1735, ia melakukan perjalanan misi ke Amerika. Di laut Atlantic, kapal yang ia tumpangi diterpa badai dan terdapat 26 orang Moravia dari Jerman yang tetap memuji Tuhan. John Wesley  terkesan terhadap spiritualitas bangsa Moravia ini.

5.      Kesaksiannya di Aldersgate 24 Mei 1738. Pagi hari jam 5 pagi, ia menjumpai sebuah ayat yang bunyinya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.”  Kemudian dia pergi ke gereja.  Salah satu bagian lagu yang dinyanyikan di gereja berkata, “Bersama Tuhan selalu kasih sayang dan berlimpah anugerah penebusan-Nya.”  Pada malam harinya ia pergi mengikuti pertemuan doa di Aldersgate.  Ada seseorang membaca dari Surat Roma.  Pada jam 8.45 malam tatkala orang itu menguraikan perubahan yang dikerjakan Allah dalam hati dan hidup seseorang melalui iman, Wesley berkata, “Hati saya seakan terbakar.  Saya benar-benar merasakan bahwa saya sungguh-sungguh mempercayakan seluruh hidup saya pada Kristus untuk keselamatan jiwa saya, dan telah menyelamatkan saya dari hukum dosa dan kematian.”  Saat itu Wesley bertobat dan ia mendoakan musuh-musuhnya dan memberikan kesaksian atas apa yang telah Allah lakukan baginya. Mulai pada tahun 1738 dan seterusnya, Wesley terus memberitakan Yesus Kristus dan menjadikanNya sebagai pusat pemberitaannya. Ia memberitakan berita pertobatan dan iman. Ia mengkhotbahkan kesempurnaan Kristen. Hasilnya adalah seperti nyala api yang terus merambat. 
Sehari sebelum ia meninggal, ia berkata,”Yang terbaik dari semuanya ini adalah Allah beserta kita.” Dan pada tanggal 2 Maret 1791 ia meninggal. John Wesley meninggalkan 200 pengkhotbah, 50.000 anggota di Britania Raya dan 15.000 anggota di Amerika.

B.     Gereja Wesleyan  hadir di Indonesia
Pembukaan Gereja Wesleyan Indonesia diprakarsai oleh Gereja Wesleyan Philipina. Mantan Ketua Umum Gereja Wesleyan Philipines, Dr. Saturnino Garcia, mengatakan : " Setelah beberapa tahun Gereja Wesleyan Philipina mempunyai beban untuk memberitakan Injil ke Negara tetangga Asia, maka dalam pertemuan pengerja, visi itu mulai terwujud disaat seorang Pendeta, Pdt. Daniel Maskito Pantangan (5 Januari 1934) dan Istri, Adelina M Pantangan (16 September 1933),  datang di Altar berdoa dengan beban untuk pergi ke Indonesia... ( Mindanao, 1968 ); walaupun dirasakan waktu itu, bahwa untuk mengirim seorang misionaris adalah tantangan yang sangat luar biasa beratnya bagi Gereja Wesleyan Philippines.
Pada bulan Nopember 1970, Pdt. Daniel Pantangan dan, Pdt. Robert E. Smith datang ke Indonesia, bertemu dengan pimpinan Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia ( LPMI ). Pdt. Pormes bersedia menjadi sponsor bagi Pdt. Daniel Pantangan datang ke Indonesia, untuk membuka Gereja Wesleyan di Indonesia. Pada tanggal 4 Agustus 1971, Pdt. Daniel Pantangan, isteri dan 3 orang anak berangkat dari Philipines dan tinggal di Bandung. Tanpa melalui pengalaman belajar secara formal, Pdt. Pantangan telah mampu berbahasa Indonesia dan memulai pelayanan dengan perkunjungan-perkunjungan dengan tetangga sehingga  terbentuklah satu jemaat kecil, yang dimulai dengan ruangan garasi mobil yang tidak dipakai. Banyak orang bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamatnya. Melalui jemaat inilah lahir pemimpin-pemimpin Gereja Wesleyan Indonesia.  Akte Notaris Rachmad Santoso,S.H. tanggal 9 April 1987 No. 35 yang memuat Anggaran Dasar Gereja Wesleyan Indonesia menerangkan bahwa Gereja Wesleyan Indonesia berdiri pada tanggal 5 Februari 1972.
Pada tanggal 13 September 1975, Yayasan Gereja Wesleyan Indonesia mendaftarkan berdirinya Gereja Wesleyan Indonesia kepada Departemen Agama R.I. Jakarta dan oleh Dirjen Bimas Kristen mengeluarkan surat No E/Ket/292/1101/75 tanggal 13 September 1975. Selanjutnya, Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat ( Kristen ) Protestan Departemen Agama RI Nomor.62 tahun 1987 menetapkan bahwa Gereja Wesleyan Indonesia yang berkedudukan/berpusat di Magelang, Rt 02 Rw 04 Mungkidan Danurejo, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, terdaftar sebagai Lembaga Keagamaan Kristen Protestan yang bersifat gereja.
Dalam rangka hubungan ke luar negri, Gereja Wesleyan Indonesia membangun kerjasama dengan Gereja Wesleyan Amerika Utara dan dalam negri,  Gereja Wesleyan Indonesia telah menjadi anggota PII ( Persekutuan Injili Indonesia yang selanjutnya menjadi PGLII) dengan nomor induk 28/PII/Grj/1995.
Sesuai dengan data statistic tahun 2013, Gereja Wesleyan Indonesia memiliki 5 wilayah yaitu: Sumatra, Jawa, Alor, NTT I dan NTT 2 dan dua sekolah Teologi yaitu STT Magelang dan STTAW Kupang.

C.     Sekilas tentang Visi dan Misi dan asas-asas kepercayaan Gereja Wesleyan Indonesia
Buku Disiplin Gereja Wesleyan Indonesia alinea 100 menyatakan bahwa:
“Gereja Wesleyan dilahirkan dari  suatu kebangunan rohani.  Salah satu maksud dari kebangunan rohani itu adalah agar doktrin kesucian dapat disebarkan ke seluruh dunia. Kebenaran yang diberitakan melalui kebangunan rohani pada zaman Wesley adalah pernyataan bahwa Allah melalui Yesus Kristus dapat mengampuni dosa semua manusia, membaharui hidup manusia,  membebaskan manusia dari dosa warisan, memberikan kepada manusia kuasa untuk hidup suci, dan memberi kesaksian dalam hati manusia bahwa mereka adalah anak-anak Allah.  Berita itu berdasarkan Firman Allah, dibuktikan oleh orang yang hidup dalam kesucian, dan dengan kuasa Roh Kudus.  Berita itu sangat menarik dan berkuasa, serta diberitakan dari hati ke hati dan dari negara ke negara.  Dengan demikian berbagai organisasi bertumbuh dan berkembang dengan memiliki tujuan yang pasti.”
Selain itu, seuai dengan Buku Disiplin Gereja Wesleyan Indonesia alinea 105 menyatakan bahwa Gereja Wesleyan Indonesia percaya bahwa untuk mengkotbahkan kesucian itu ke seluruh dunia, setiap gereja Kristus harus bekerja sama dalam hal berikut ini:
1)      Memberikan kesaksian tentang keselamatan yang sempurna agar seluruh dunia bertobat dan agar Gereja-Nya dapat melayani semua orang walau apa pun keadaan mereka.
2)      Mempersatukan orang-orang percaya ke dalam kelompok gereja setempat dan menempatkan di situ pendeta yang dipenuhi dengan Roh Kudus.
3)      Membangun di dalam diri orang-orang percaya suatu teladan untuk berbakti dan agar mereka bergabung bersama orang-orang Kristen lainnya.
4)      Mengajar orang yang baru percaya agar dapat menjadi saksi bagi orang lain.
5)      Menuntun orang-orang percaya agar dapat mengalami kesucian penuh dan menjalani kehidupan yang suci.
6)      Mengatur pendidikan seumur hidup bagi orang yang ingin menjadi dewasa di dalam Kristus agar dapat menjadi seperti Dia.
7)      Menolong orang percaya agar dapat menjaga apa yang telah diterima dari Allah, seperti waktu, berbagai karunia, kesempatan, dan kebahagiaan.
8)      Mempersiapkan setiap orang percaya untuk melayani Allah dan sesama manusia dengan seluruh kemampuan yang telah diperolehnya dari Allah.
Selain Pengakuan Iman Rasuli, Disiplin Gereja Wesleyan Indonesia alinea 223 memuat ringkasan asas-asas Kepercayaan Gereja Wesleyan Indonesia yaitu:
Kami percaya kepada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Kami percaya bahwa Tuhan Yesus menderita di kayu salib, mati dan bangkit kembali, dan sekarang duduk di sebelah kanan Bapa sampai Ia datang untuk menghakimi semua orang pada akhir zaman.
Kami percaya pada Alkitab sebagai firman Allah yang diilahamkan tanpa salah.
Kami percaya bahwa oleh anugerah Tuhan setiap manusia mempunyai kemampuan dan tanggung jawab untuk memilih antara yang baik dan yang buruk, dan bahwa mereka yang  berpaling dari segala dosanya dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dibenarkan oleh iman.
Kami percaya bahwa Tuhan tidak hanya memperhitungkan kebenaran kepada orang
percaya, tetapi Ia juga membuat orang percaya menjadi benar dengan membebaskannya
dari kuasa dosa pada waktu kelahiran baru serta menyucikan hatinya oleh iman dan
menyempurnakannya  dalam kasih melalui pengudusan yang menyeluruh, dan dengan
menyediakan  pertumbuhan dalam kasih karunia pada setiap tingkat kehidupan rohaninya 
melalui kehadiran dan kekuasaan Roh Kudus."


D.    Penutup
Pemaparan tentang Gereja Wesleyan Indonesia di atas diharapkan akan menambah pemahaman bapak dan ibu tentang sebuah denominasi; dan selanjutnya akan meningkatkan rasa saling menghargai dalam perbedaan warna teologi, sehingga sebuah kerjasama antar gereja dapat dibangun. Dengan demikian, kita akan menjadi“Terang di tengah Kegelapan” dan “Garam yang mengasinkan”.

***

2 komentar: